Dewan Khawatir Pelajar Gelar Acara Perpisahan dengan Cara Berlebihan, Disdik Diminta Layangkan Surat Edaran
Anggota DPRD Pekanbaru Zaidir Albaiza SH, MH, menilai euforia kelulusan dan perpisahan pelajar SMU dan SMP yang digelar di hotel-hotel dinilai tidak pantas, dan lari dari budaya kesederhanaan yang ditanamkan pada kalangan pelajar. Ketika acara perpisahan ini digelar dengan berlebihan dikhawatirkan akan berdampak tidak baik bagi pelajar ke depannya.
"Kita imbau sekolah-sekolah perlu menimbang, agar bagaimana siswa dalam merayakan perpisahan digelar dengan kesederhanaan dan bukan euforia yang tidak pada tepatnya atau berlebihan," kata Zaidir Albaiza, saat berbincang dengan wartawan, Senin (8/5).
Untuk itu kata Politisi PKB ini, khusus pada pemerintah dan instansi terkait seperti Disdik perlu mengingatkan sekolah-sekolah dengan cara melayangkan surat edaran, melarang siswa di sekolah, dalam mengelar acara perpisahan yang harusnya digelar dengan cara sederhana dan bukan kesan berlebihan seperti diadakan di hotel.
"Ini semacam kesan yang tidak pantas dan dapat berdampak negatif terhadap siswa. Memang kita lihat, acara perpisahan dengan merayakan tanda kelulusan bagi siswa SMU maupun SMP ini terkadang sudah di luar kebiasaan. Kita lihat mereka merayakan dengan cara yang terkadang tidak senonoh. Kalau ditelusuri, di sini siapa yang akan kita salahkan, dan bertanggung jawab, seperti terjadi hal yang nantinya di luar dugaan, seperti kecelakaan di jalan, pergaulan bebas yang terjadi di sana nanti, apakah pihak sekolah, atau orang tua ?. Karena tingkah laku para pelajar ini kita nilai terkadang sudah di luar kontrol dan tindaktanduk mereka sudah tidak pantas kita lihat." kata Zaidir.
Selain pihak sekolah mengawasi siswa, Zaidir juga meminta orangtua mengawasi tindak tanduk anakanak tersebut, agar dalam merayakan kelulusan ini mereka tidak berlebihan dan eforia diluar batas kewajaran.
"Orang tua juga memiliki peran yang utama dalam mengawasi anak-anak mereka, karena pada zaman sekarang ini, tidak tertutup kemungkinan anak-anak ini melakukan hal yang tidak terduga, seperti pergaulan bebas disaat mengelar acara perpisahan. Mungkin saja mereka lakukan dengan cara berlebihan. Jika ini terjadi, yang dirugikan nanti juga diri sendiri (siswa dan keluarga). Jadi awasilah anak semaksimal mungkin, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,"sebutnya.
Selain itu kata Zaidir, jika ini disebut tradisi, seperti coret-coret baju, ketika memberi tanda sebuah kelulusan, lakukan dengan wajar, dan dilakukan dengan pengawasan guru dan orang tua.
"Artinya jangan lagi di luar kontrol, akibatnya berbahaya, itu yang kita khawatirkan,"imbuhnya.
"Kita imbau sekolah-sekolah perlu menimbang, agar bagaimana siswa dalam merayakan perpisahan digelar dengan kesederhanaan dan bukan euforia yang tidak pada tepatnya atau berlebihan," kata Zaidir Albaiza, saat berbincang dengan wartawan, Senin (8/5).
Untuk itu kata Politisi PKB ini, khusus pada pemerintah dan instansi terkait seperti Disdik perlu mengingatkan sekolah-sekolah dengan cara melayangkan surat edaran, melarang siswa di sekolah, dalam mengelar acara perpisahan yang harusnya digelar dengan cara sederhana dan bukan kesan berlebihan seperti diadakan di hotel.
"Ini semacam kesan yang tidak pantas dan dapat berdampak negatif terhadap siswa. Memang kita lihat, acara perpisahan dengan merayakan tanda kelulusan bagi siswa SMU maupun SMP ini terkadang sudah di luar kebiasaan. Kita lihat mereka merayakan dengan cara yang terkadang tidak senonoh. Kalau ditelusuri, di sini siapa yang akan kita salahkan, dan bertanggung jawab, seperti terjadi hal yang nantinya di luar dugaan, seperti kecelakaan di jalan, pergaulan bebas yang terjadi di sana nanti, apakah pihak sekolah, atau orang tua ?. Karena tingkah laku para pelajar ini kita nilai terkadang sudah di luar kontrol dan tindaktanduk mereka sudah tidak pantas kita lihat." kata Zaidir.
Selain pihak sekolah mengawasi siswa, Zaidir juga meminta orangtua mengawasi tindak tanduk anakanak tersebut, agar dalam merayakan kelulusan ini mereka tidak berlebihan dan eforia diluar batas kewajaran.
"Orang tua juga memiliki peran yang utama dalam mengawasi anak-anak mereka, karena pada zaman sekarang ini, tidak tertutup kemungkinan anak-anak ini melakukan hal yang tidak terduga, seperti pergaulan bebas disaat mengelar acara perpisahan. Mungkin saja mereka lakukan dengan cara berlebihan. Jika ini terjadi, yang dirugikan nanti juga diri sendiri (siswa dan keluarga). Jadi awasilah anak semaksimal mungkin, supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,"sebutnya.
Selain itu kata Zaidir, jika ini disebut tradisi, seperti coret-coret baju, ketika memberi tanda sebuah kelulusan, lakukan dengan wajar, dan dilakukan dengan pengawasan guru dan orang tua.
"Artinya jangan lagi di luar kontrol, akibatnya berbahaya, itu yang kita khawatirkan,"imbuhnya.
Post a Comment